KEDIRI (TERBITTOP.COM)- Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya yang pertama kalinya dilaksanakan menjadi titik balik kebangkitan kembali Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, setelah tujuh bulan dinon-aktifkan Kemenristek Dikti. UNP yang kembali menjalankan perkuliahan sejak 9 November 2015 pukul 17.00 WIB, bahkan semakin memperlihatkan geliatnya setelah menjalin kerja sama dengan Yayasan Damandiri.
“Dengan kegiatan KKN Posdaya ini, kami sangat berharap betul-betul membantu mengangkat kembali nama besar Universitas Nusantara PGRI Kediri yang memang kemarin non-aktif selama tujuh bulan sejak April sampai dengan November 2015,” kata Rektor UNP Dr Sulistyono Msi setelah menghadiri Pembekalan KKN Tematik terhadap lebih dari 1.500 mahasiswa di Aula Kampus UNP PGRI Kediri, Selasa lalu, dengan pemateri tunggal Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono.
Rektor universitas yang berdiri sejak 1976 ini memandang KKN Tematik Posdaya sebagai momentum untuk menggapai cita-cita seluruh dosen dan civitas akademika UNP, yang dalam tujuh bulan bisa diibaratkan telah bertapa sebagai kepompong. “Namun, sekarang kami telah menjadi kupu-kupu yang siap menebar pesona ke seluruh Nusantara,” jelasnya.
KKN Posdaya, juga dinilainya sebagai momentum yang sangat luar biasa, dengan Yayasan Damandiri yang memiliki jaringan luas, sehingga bisa kembali mengangkat nama baik UNP. Dengan lima fakultas, seluruh kegiatan UNP berbasis kearifan lokal dan berharap ke depan bisa menjadi perguruan tinggi teladan untuk bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Untuk tahap pertama KKN Tematik Posdaya, UNP akan melepas sekitar 3.200 mahasiswa di Kabupaten Kediri, yang tersebar di lima kecamatan, namun jumlah desa belum diketahui persis karena pihak universitas masih melakukan pembicaraan dengan SKPD di Kabupaten Kediri. Targetnya, sebagaimana KKN Tematik di perguruan tinggi lain, para mahasiswa akan membantu masyarakat di pedesaan menjadi berdaya, meningkatkan masyarakat yang prasejahtera menjadi sejahtera.
Dalam pelaksanaan KKN Tematik Posdaya ini, UNP memperoleh dukungan yang luar biasa dari pemerintah daerah. Bahkan, selain Kabupaten Kediri, pemerintah Kotamadya Kediri meminta agar ada mahasiswa UNP yang melaksanakan KKN Tematik Posdaya di wilayahnya.
“Yang jelas, kami berharap karena ini KKN Tematik Posdaya yang pertama kali, para mahasiswa yang diterjunkan ke desa-desa bisa mengangkat nama besar Universitas Nusantara PGRI Kediri ke arah yang lebih baik,” jelas Dr Sulistyono.
Menurut Ketua LPPM Universitas Nusantara (UNP) PGRI Kediri Dr Suryanto Msi, format KKN Tematik Posdaya memiliki banyak kelebihan dan jauh lebih baik dibandingkan dengan KKN yang selama ini dijalankan UNP. “Untuk melaksanakan KKN Tematik Posdaya ini, sebelumnya kami mengirimkan lima dosen pembimbing ke Jakarta, mengikuti OST (Kunjungan Studi Banding),” kata Dr Suryanto.
Mengapa lebih baik? Karena, KKN yang selama ini dilaksanakan para mahasiswa UNP, hanya sekadar pengabdian masyarakat. Tentu hal ini berbeda dengan KKN Tematik Posdaya yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat di desa-desa, tempat para mahasiswa menjalankan program KKN-nya. “Dengan pemberdayaan ini, diharapkan mahasiswa ikut ambil bagian dalam pengentasan kemiskinan,” jelasnya.
Pahlawan Pembangunan di Desa
Sementara itu, Prof Dr Haryono Suyono dalam membekali ribuan mahasiswa UNP yang hendak ber-KKN untuk gelombang pertama sekitar 21 Maret 2016 itu, menekankan perlunya para mahasiswa memperhatikan lima syarat penting untuk menjadi pahlawan pembangunan di desa.
Kelima syarat penting itu adalah mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri harus percaya kepada diri sendiri. Kedua, percaya kepada teman sejawat, ketiga percaya kepada institusi, keempat percaya kepada masyarakat, dan kelima berusaha untuk menjadi mahasiswa yang laku jual.
“Setelah kuliah selama delapan semester, sebelum pergi ke desa, buku-buku dibuka kembali supaya ketika masuk ke desa saudara sudah seperti sarjana. Karena apa, sekarang Universitas Nusantara PGRI Kediri secara resmi sudah diakui pemerintah. Mulai hari ini saudara harus percaya pada diri sendiri, karena universitas saudara diakui pemerintah dan yang lebih penting diakui oleh seluruh rakyat Indonesia,” kata Prof Haryono yang mendapat aplaus dari ribuan mahasiswa, pada acara yang juga dihadiri pengusaha Tantio Sudharmono, Konsultan Damandiri dari Sidoarjo, Deputi Direktur Umum Yayasan Damandiri Dr Mulyono D Prawiro, Direktur Bank UMKM dari Surabaya, Direktur Bank BPD Jawa Timur, unsur pemerintahan di Kediri, dosen, dan seluruh civitas akademika UNP.
“Jangan ada satu pun mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri menjelek-jelekkan temannya. Harus percaya bahwa temannya, sama-sama semester kedelapan,” jelas mantan Menko Kesra dan Taskin ini. Ketika datang ke desa, untuk melakukan KKN Tematik Posdaya, Prof Haryono meminta mahasiswa tidak menjelekkan masyarakat yang didatangi. “Tidak boleh bilang, masyarakat desa yang didatangi sebagai masyarakat yang bodoh,” kata Prof Haryono.
Para mahasiswa juga harus berkeyakinan, masyarakat di desa yang didatangi akan bangkit menjadi masyarakat yang sejahtera. “Sebagai mahasiswa semester kedelapan, harus menjadi mahasiswa yang laku jual,” tambah Prof Haryono, yang berharap selama satu setengah bulan menjalankan KKN Tematik Posdaya, mahasiswa UNP mampu membuat masyarakat desa terkesan, sehingga merasa berat untuk ditinggalkan mereka yang telah selesai KKN-nya.
Prof Haryono juga menjelaskan kiat-kiat pembentukan Posdaya, sampai bagaimana melaksanakan langkah-langkah bagi pemberdayaan, yang sepanjang sesi pembekalan tersebut memperoleh aplaus dari kalangan mahasiswa. Apalagi ketika Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya itu melakukan dialog interaktif dengan beberapa mahasiswa, sehingga pemaparan berlangsung ‘hidup’ dan membekas di kalangan mahasiswa yang akan menjalankan KKN tersebut.(*)
Sumber : http://terbittop.com/2016/02/17/unp-kediri-tebar-pesona-melalui-kkn-tematik/
File Lampiran :